Dongeng Jadi Buruk Jika Semua Ada Jawabannya

Judul Buku: The Night Gardener

Pengarang: Jonathan Auxier

Penerbit: Metamind, Creative Imprint of Tiga Serangkai

Kategori: Buku Fiksi

ISBN: 978-602-72510-1-4

Dimensi Buku: 14 x 21 cm

Halaman: 382 hlm

Harga: Rp 56.000

Tahun Terbit: 2015

            Buku ini merupakan buku karya Jonathan Auxier yang lahir di Canada, 10 Agustus 1981. Ia merupakan penulis buku telaris di NYT. Novel pertama yang ia buat berjudul Peter Nimble and His Fantastic Eyes ternyata menjadi  ABANew Voices pick dan BookPage Magazine "Best Book" tahun 2011. Buku terlarisnya, The Night Gardener, adalah Junior Library Guild selection, ABA IndieNext pickAmazon Editor's Pick of the Month, dan pemenang TD Book Prize dan ILA Book Award. Novel terbarunya, Sweep, menerima enam ulasan berbintang serta Penghargaan Gubernur Jenderal, Penghargaan Charlotte Huck, dan Penghargaan Sydney Taylor. Dia tinggal di Pittsburgh bersama keluarganya dan hewan peliharaan mereka yang menggemaskan.

            Buku The Night Gardener ini menceritakan dua saudara kandung di Irlandia yang pergi untuk bekerja sebagai pelayan di rumah bangsawan Inggris yang  menyeramkan . Tapi, rumah dan keluarganya seperti tidak terlihat. Sesaat kemudian, anak-anak tersebut berhadapan dengan hantu misterius dan kutukan kuno yang mengancam kehidupan mereka. Dengan penguasaan bahasa Auxier yang luar biasa, The Night Gardener adalah bacaan yang klasik pada pembuatannya dan tentu memesona.

            Pada bagian pertama pada buku ini disambut oleh latar suasana bulan Oktober. Matahari hangat menyinari Lembah Bawah, melelehkan kepingan es terakhir dari pepohonan yang gundul. Kabut membubung dari tanah bagaikan hantu, membawa bisikan asap musim pnas yang terpendam di balik tanah membeku. Sebuah gerobak berkuda bekertak menyusuir jalan tersebut. Kereta angkut ikan dengan roda belakang yang rusak dan berisi dua anak berambut merah, satu perempuan dan satu laki-laki. Si gadis bernama Molly dan adiknya bernama Kip. Selama perjalanan, setiap orang yang diajak bicara menggumamkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang 'hutan selatan', tetapi tidak mau memberi tahu mereka lebih jauh.

            "Windsor?" tanya seorang gembala kerempeng yang dicegat Molly dijalan.

            "Sepertinya sama saja dengan menggiring kawanan ternakku ke sarang singa." Ia bertopang pada tongkatnya, mengamati Molly dari ujung kaki hingga ujung rambut.

            Ternyata Keluarga Windsor merupakan tujuan yang ingin didatangi oleh kakak beradik tersebut. Sang gembala justru menyarankan Molly dan Kip untuk pulang ke negara asalnya. 

            "Hutan selatan tidak cocok untuk siapapun." Sebutnya  sambil bergeas ke jalan dan melewati pepohonan yang diikuti dengan biri-biri yang mengikutinya.

            Kembali pada perjalanan, Kip bertanya pada kakaknya mengenai maksud hutan selatan. Molly tentu tidak tahu, sehingga ia mengarang sesuatu. Ia mencoba menghibur adiknya dengan mengatakan bahwa hutan selatan penuh dengan pohon jeruk, bunga jeruk, lumur jeruk, dan semak jeruk. Molly melanjutkan bahwa konon bila musim panas tiba dan buahnya ranum, menghirup udara di sana saja bisa membuat wajahmu berkerut. Padahal dibalik karangannya yang manis, Ia pun memang khawatir. 

            Molly dan Kip berkereta hampir tanpa henti selama empat hari dalam hujan dan dingin. Dipandu oleh kuda, Molly kira jalan-jalan di Inggris lebar dan datar, tetapi jalan ini lebih parah daripada tempat tinggal mereka dulu. Lumpur berwarna hitam dan hampir padat, melekat pada apa pun yang menyentuhnya termasuk roda belakang kereta mereka. Bekal yang mereka bawa di bagian belakang pun sudah lama habis, tinggal bau amis dan anyir saja. 

            Hati Molly menciut, sudah berminggu-minggu Kip sakit dan tak terlihat membaik. Ia memerlukan pakaian besih. Ia membutuhkan tempat tidur, mandi, dan makanan yang layak. Mereka butuh rumah. Kip terbatuk pelan ke lengan bajunya. Ia rasa semua orang katakan sepertinya benar, mereka harus kembali ke kota atau pulang. Tapi Molly tak boleh menginginkan itu, ia dan Kip sudah satu samudera jauhnya dari tempat yang mereka sebut rumah. Disentuhnya dahi Kip dengan hanga lalu mengucapkan kata-kata penenang dan penyemangat untuk adiknya, Kip. Mereka terus melaku, semakin tersasar, sampai menjelang sore ketika berpapasan dengan seseorang yang tak terduga. Semula lagu sajalah yang terdengar, pelan dan menawan. Musik semakin keras ketika mereka mendekat, dan ternyata ada seorang wanita tua pendek, hanya setinggi Kip, duduk di tengah persimpangan, menyanyi sendirian. Semacam pengembara, wanita itu membungkuk di atas suatu instrumen aneh yang hampir sebesar tubuhnya. 

            Molly memperlambat kereta lalu mengamati wanita itu dari jarak aman. Si wanita menyanyi tentang seorang pria tua dan sebatang pohon. Kip berntanya kepada kakaknya apakah wanita itu seorang penyihir, lalu Molly mendatangi wanita tua tersebut dan ternyata wanita tua tersebut sayangnya bukan seorang penyihir. "Tidak semua orang tua buruk rupa itu jahat. Aku yakin dalam sekian tahun lagi kakakmu yang cantik akan berwajah sepertiku... dan dialah yang akan membuat takut anak-anak yang melihatnya!" jawab wanita tua tersebut disertai ketak-ketak ala penyihir yang mencurigakan.

            Namanya Hester Kettle, seorang juru cerita di wilayah itu, berkelana ke sana kemari menukar nyanyian dengan tempat menginap, makanan, dan lain lain. Molly yang merasa kemampuan dongengnya unggul mulai penasaran dengan pekerjaan yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Setelah bercakap panjang, ternyata Hester pernah menemui Tuan Windsor ketika ia masih seumur Molly dan Kip, kurang lebih 30 tahun yang lalu. Hester bertemu dengan Tuan Windsor sebelum ia dikirim tinggal dengan famili di kota, dan saat ia kemari musim gugur lalu, keluarganya turut serta dan hal itu mengejutkan beberapa orang.

            Menurut Molly, kembali ke tempat asal sama sekali tidak mengherankan. Baru beberapa minggu di sini ya rela menyerahkan apa saja agar bisa pulang ke Country Donegal baik delapan atau tidak. Mereka sudah tanya arah ke beberapa petani, tapi mereka tidak ada yang menjawab. Hester Ketttle mengangguk, memandang hutan di belakang. "Orang orang sini merasa berbuat baik dengan memberitahu jalan kepada kalian. Tidak ada yang ingin menjerumuskan dua anak Luku ke hutan Selatan walau kalian orang asing."

           Semua orang di lembah bawah ingin menghindari nya. Anak-anak diperingatkan orang tua, yang dulu diwanti-wanti orang tua masing masing, begitu terus sejauh ingatan orang. Jarang orang yang tahu persis kenapa tapi banyak yang mengaku kenal temannya teman yang cukup bodoh untuk berkeliaran di seberang sungai ke hutan itu. Konon hutan Selatan mengubah orang, mengungkap Sisi buruk mereka. Lalu ada hal lain lagi. Tragis. Terbersit di pikiran Molly bahwa orang tua sinting ini menjejali benar adiknya dengan omongkosong menyeramkan.Moli menyergap sorot mata Hester. Wanita tua itu agaknya menyadari belikan Molly lalu tersenyum pada Kip. "Hanya rumor dan kabar burung, sayang. Separuh ceritanya aku karang untuk mencari makan. Kau akan baik-baik saja."

            Lee mengangguk dan berterimakasih tanpa suara. Apapun kabar angin tentang tempat itu, tak masalah. Pekerjaan ini satu-satunya kesempatan mereka untuk tetap aman dan bersama sama. Siapa lagi yang mau menampung dua bocah Irlandia tanpa wali atau referensi? Lagi pula, kalau memang seburuk itu, mengapa tuan Winsor memindahkan keluarganya ke sana. Awalnya Moli bertanya kepada Hester apakah ia mau menunjukkan jalannya, tetapi Hester ingin imbalan. Bukan uang, Hester hanya meminta Molly dan Kip datang dan bercerita satu-dua hal yang mereka temukan di sana. Sejak keluarga Windsor kembali, warga lembah sebenarnya penasaran setengah mati. Wanita yang bekerja sebagai pendongeng bisa makan satu bulan berkat informasi itu, tambah Hester sebagai alasan.

            Tidak jauh, Hester menyebutkan tidak sampai 5 km, sama dengan jarak terbang gagak. Ikuti bunyi sungai dan kalau bertemu persimpangan, ambil jalan yang rimbun karena hutan selatan yang dilalui sampai jauh. Selesai sampai di jembatan tua kalian tepat di atasnya. Mendengar penjelasan tersebut Moli belum yakin akan kejujuran wanita tua tersebut, tetapi mengikuti petunjuk itu lebih baik daripada kebingungan. Ia berterimakasih pada Hester Kettle, Sang wanita tua, menarik tali kekang, lalu berkendara melewati nya ke jalan yang lebih berjalan. Ia dan keep menuruni Ngarai kecil, dibelakang terkena terdengar hasten melanjutkan nyanyiannya. Melodi yang menghantui itu terbawa udara, makin lama makin sayup. Boleh bertanya tanya apa yang menanti mereka di rumah di hutan Selatan dan cerita apa yang bisa disampaikan nya pada wanita tua aneh tadi.

            Dalam hati, Moli berharap kisah yang menggembirakan.

            Apa yang akan ditemui Molly dan Kip di hadapannya? Apa yang terjadi diperjalanan dan apa yang terjadi ketika Molly dan Kip sudah bertemu dengan Tuan Windsor? Apakah dua saudara itu dibiarkan kembali ke wanita tua tersebut hidup-hidup? Misteri apalagi yang harus dihadapi dua bocah malang tersebut? Selanjutnya terdapat pada bagian ke dua dari buku The Night Gardener. Dongeng jadi buruk jika semua ada jawabannya.


Penulis: Nazla Ayesha Shabira

Pelajar SMA AL-HIKMAH SURABAYA

Komentar

  1. Buku The Night Gardener bercerita tenting kisah 2 saudara yaitu Molly dan Kip saudara kandung yang pergi untuk bekerja sebagai pelican di rumah bangsawan Inggris yang tidak terlihat rumah dan keluarganya. Kedua bersaudara itu pergi menaiki kerete kuda selama 4 hari, Molly mengkhawatirkan adiknya Pik yang masih sakit dan tidak lekas sembuh. Dalam perjalanannya dia Melihat neorang wanita yang Sedang bernayanyi Namanya Hester Kettle, ia merupakan seorang pendongeng di wilsah tersebut. Molly ecoba bertanya Apakah Hester akan memberitahukan jalannya, tetapi Haster meminta imbalan agar Molly dan Kip bercerita satu atau dua hal tentan keluarga Windsor. Hester berkata bahwa jaraknya hanya 5 km untuk sampaikan ke tujuannya. Molly berterimakasih pada Hester Kettle, mereka berdua melanjutkan perjalanan sambil menanti rumah hantu apa yang akan menanti mereka. Apakah yang akan terjadi pada mereka? Apakah mereka akan bertahan dalam rumah tersebut?

    Sang penulis mampu membawa pembaca penasaran dengan kisah tersebut, penggunaan kata yang tidak sulit dan mudah dimengerti oleh para pembaca sehingga kisahnya dapat dinikmati dengan naaman. Penults juga memberikan detail lebih dalam mendeskripsikan suasana dalam kisah tersebut sehingga pembaca dapat merasakannya. Contohnya pada Kalimat Matahari hangat menyinari Lembah Bawah, melelehkan kepingan es terakhir dari pepohonan yang gundul. Kabut membubung dari tanah bagaikan hantu, membawa bisikan asap musim pnas yang terpendam di balik tanah membeku.

    Kekurangan buku ini yaitu ada beberapa kata yang terdapat kesalahan dalm ejaannya dan terdapat kesalahan dałam penggunaan tanda baca dalam beberapa kalimatnya sehingga para pembaca menjadi tidak nyaman dalam membaca cerita tersebut, dan juga tokoh dari cerita tida terlalu didetailkan dari mana asal - usulnya sehingga Membuat para pembaca pwenasaran dengan hal tersebuh

    Saran untuk penulisa yaitu diharapkan dapat untuk memperbaiki dalam ejaan di beberapa kata, dan teliti dalam penggunaan tanda baca sehingga pembaca data dengan nyaman membaca cerita tersebut, diharapkan penulis dapat mendeskripsikan penokohan dari para tokoh lebih detail lagi dan yang berakhir diharapkan penulis dapat memerhatikan lagi trap detail dan kesalahan yang ada sehingga data meminimalisisr kesalah yang akan terjadi dalam cerita tersebut, seringa cerita tersebut data menjadi lebih baik lagi.

    Nama : Fairuz Nabila Daniputri (08)

    BalasHapus

Posting Komentar